MAKALAH TUGAS PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
MIKROSKOP
AMANDA YULIANA
F1A012054
Kelompok 10
Assisten :
Abdullah
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “MIKROSKOP” ini.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas praktikum Biologi Umum.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Banjarbaru, Desember 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu
aspek penting dalam peradabanmanusia. Seturut dengan perkembangan peradaban,
aspek ini juga berkembang dari masa kemasa. Aspek ini memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam kehidupan manusia; mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya memberikan dampak langsung
terhadap keilmuan serta berbagai instrumen dan peralatan manusia. Salah satu
hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah mikroskop. Mikroskop merupakan penemuan yang
sangat berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
selanjutnya; khususnya pada bidang ilmu kehidupan.Bagi bidang ilmu kehidupan,
penemuan mikroskop memperkenalkan manusia pada berbagai kehidupan
mikro yang belum diketahui manusia pada saat itu. Dengan mikroskop,manusia
mengenal ruangan-ruangan kecil pada gabus yang saat ini dikenal dengan sel.
Dari ditemukannya
sel ini, terpicu berbagai upaya peningkatan kesejahteraan manusia dengan memanfaatkan berbagai
kehidupan mikroskopis.
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik
berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Dalam
perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran
sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop
memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan
sejarah mikrobiologi. Organisme
yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang
disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dapat di amati dengan mikroskop.
Salah satu penemu
sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah antonie
van leeuwenhock (1632-1723) tahun 1675 antonie membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia
bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan
air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi. Ia menyebut benda-benda bergerak
tadi dengan ‘animalcule’
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kini telah banyak ditemukan alat bantu untuk
menyelesaikan permasalahan. Salah satu penemuan itu adalah mikroskop. Mikroskop
merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi. Dengan menggunakan
mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang sangat kecil yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1 mm), misalnya
bagian-bagian dari sebuah sel. Keterampilan menggunakan mikroskop dapat
membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel hewan denga sel tumbuhan.
Kemahiran dan ketelitian dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal
dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta
cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop
maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lakukan
dengan menggunakan mikroskop.
Mikroskop
sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari alam atau
juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian dipantulkan
dengan suatu cermin datar ataupun cekung, cermin inilah yang akan mengarakan
cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun setiap mikroskop pada dasarnya
terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian mekanik. Dua nilai penting
sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi.
Pembesaran mencerminkan berapa
kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai
merupakan ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat
dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua buah titik. Mikroskop merupakan alat bamtu utama
dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat
digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil. Ada 2 macam
mikroskop, yaitu mikroskop
optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik yang sering digunakan adalah
mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
Salah satu pengukur objek miskroskopis adalah micrometer. Ada 2 macam
micrometer yaitu micrometer objektif dan micrometer okuler. Alat ini dapat
berfungsi apabila dipakai bersama-sama dengan mikroskop.
Sedangkan mahasiswa sendiri tidak semuanya mengerti tentang permasalahan
diatas. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui macam-macam
mikroskop, bagaian-bagain mikroskop dan fungsinya sserta hal-hal lain yang
berhubungan dengan mikroskop itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
macam-macam MIKROSKOP?
2. Apa bagian-bagian miskroskop dan fungsinya?
3. Bagaimana sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop?
4. Bagaimana cara menggunakan mikroskop?
C. Manfaat
Adapun manfaat
dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa, masyarakat dan umum dapat lebih
mengenal tentang mikroskop dan mengetahui teknik penggunaan benar.
D. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui macam-macam mikroskop
2. Mengetahui bagian-bagian mikroskop dan fungsinya
3. Mengetahui sifat-sifat banyangan pada mikroskop
4. Melatih agar mahasiswa menggunakan mikroskop biologi dengan cepat
dan aman
untuk melihat sediaan sederhana.
E. Metode
Penulisan
Penulis
mempergunakan metode internet untuk menyusun makalah ini dengan mengdowload
materi-materi tentang mikroskop yang
tersedia dalam layanan web.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah ditemukannya mikroskop
sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan
saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert
Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang
pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop
amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van
Leeuwenhoek (1632- 1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang
sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil
mikroorganisme (Kusnadi, 2003).
Kata mikroskop bersal dari bahasa
Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos yang artinya melihat atau
tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah alat untuk melihat obyek
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Alat utama dalam
mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif dan lensa
okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya
merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu
bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik dan diperbesar terhadap
posisi benda mula- mula (Anonim, 2010).
Dua nilai penting sebuah mikroskop
adalah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran
mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan dengan
ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum
dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik
berbeda dan terpisah (Campbell, 2000).
Mikroskop yang menggunakan cahaya
disebut mikroskop optik. Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi atau
monokuler dan mikroskop stereo atau binokuler. Mikroskop biologi digunakan
untuk pengamatan benda tipis dan transparan. Penyinaran diberikan dari bawah
dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler atau stereo digunakan un tuk
pengamatan yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat
diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu (Tim Pengajar, 2010).
Mikroskop yang biasa digunakan dalam
laboratorium biologi adalah mikroskop monokuler (latin
: mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis
sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek tersebut dapat
dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak menyerap cahaya dari
pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan
lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut perbesaran. Mikroskop
juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh
mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten,
2004).
Semakin tipis bahan yang diperiksa
semakin jelas nahan yang diperoleh. Cahaya yang dipantulkan dari suatu titik
objek tidak dapat direkombinasi kagi untuk membuat titik lain yang sebenarnya,
tetapi hanya sebuah piringan cahaya. Daya pembesaransebuah mikroskop, yaitu
kemampuan untuk membeda- bedakan rincian halus, adalah sebanding dengan medium
yang ditransmisi. Cahaya mempunyai panjang gelombang sekitar 0,5 mm dan daya
pembesaran paling baik (meskipun menggunakan cahaya dengan gelombang paling
pendek) adalah sekitar 0,45 mm obyek yang letaknya lebih dekat dari itu tidak
akan diperbesar sebagai lebih dari satu objek (Abercombie,
1933).
Dibalik semua keunggulan dan
kegunaannya, mikroskop juga memiliki kelemahan yaitu daya pisah, bukan daya
pembesaran. Daya pisah adalah kemampuan untuk membedakan dua titik yang
berdekatan sebagai titik yang jelas seta terpisah. Peningkatan ukuran tanpa
disertai gambar yang jelas tidak berarti banyak bagi seorang yang menggunakan
mikroskop. Ini berarti tidak ada gunanya mendapat gambar yang besar tetapi
kabur (W. lay. 1992)
Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat suatu benda yang
jaraknya dekat dengan ukuran yang sangat kecil (mikron) untuk diperbesar agar
dapat dilihat secara detil. Sifat bayangan yang terjadi yaitu maya, terbalik
dan diperbesar. Biasanya digunakan untuk melihat bakteri, sel, virus, dan
lain-lain. (Organisasi.Org Komunitas &
Perpustakaan Online Indonesia 2008)
Bab iii
isi
1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali.
Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binikuler). Paada ujung bawah mikroskop terdapat
dudukan lensa obektif yang biasa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang
ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa
mikroskop yang lain.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari
yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun cukung yang terdapat dibawah
kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
Lensa
objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan
struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah specimen, sehingga
mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang
terpisah.Lensa okuler, merupakan lensa likroskop yang terdapat dibagian ujung
atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
objektif. Perbesaran
bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali.Lensa kondensor berfungsi
untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehinga
pengaturannya
tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran
akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang
baik.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki
perbesaran
7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara
3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.
Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan
mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih
tinggi dibandingkan
dengan mikroskop cahaya sehingga kita
dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal
dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler
biasannya 3 kali, sehingga perbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah
mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat
lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan fokus objek terletak disamping tangkai
mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
3. Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu
melakukan pembesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro
statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar
serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus
dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya.
Macam –macam mikroskop elektron:
1)Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3) Mikroskop pemindai elektron
4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5) Mikroskop refleksi elektron (REM).
4. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa
adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang
gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan
cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2
kali lipat daripada mikroskop biasa.
5. Mikroskop Pender
(Flourenscence Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda
asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan.
Dalam teknik
ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat
terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi
Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila
antigen yang dimaksud
ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar.
6. Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk
mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati
batas daya mikroskop majemuk. Mikroskop medan-gelap berbeda dengan mikroskop
cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat
membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini
dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.
7. Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda
hidup adalah dalam keadaan alamiahnya : tidak diberi warna dalam keadaan hidup,
namun pada galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau
bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati,
kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras. Prinsip
alat ini sangat rumit.apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang
tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nukleus dalam
sel, nukleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui materi sekitar
inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap
oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada
mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam
terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dengan demikian nukleus (dan unsur lain yang sejauh ini
tak dapat
dilihat menjadi dapat
dilihat.
PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MIKROSKOP
Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa,
yaitu lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan
maya, terbalik dan diperkecil. Sedngkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan
nyata, tegak dan diperbesar. Benda
yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif. Sedangkan mata
kita tepat berada I lensa okuler.
Mata pengamat berada dibelakang lensa
objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik fokus lensa okuler
dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara terakomodasi
bila bayangan objektif berada diruang utama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa
positif bayangan akhir berada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan
diperbesar, maya dan tegak.
Jenis-Jenis Mikroskop
Mikroskop
Sederhana
Mikroskop berasal dari bahasa
Yunani. Yaitu terdiri dari ( kata MICRON = kecil
dan SCOPOS = tujuan) adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil
dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Mikroskop
Cahaya
Mikroskop cahaya menggunakan tiga
jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan
penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah
tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem
lensa yg ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain.
* Lensa obyektif berfungsi guna
pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang
akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan
obyek sehingga dapat memiliki nilai “apertura” yaitu suatu ukuran daya pisah
suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
* Lensa okuler, adalah lensa
mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata
pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
* Lensa kondensor, adalah lensa yang
berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat
sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.
Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan
pembesarannya pun akan kurang optimal.
Mikroskop Elektron
Dari berbagai Mikroskop itu
mikroskop elektron yang memiliki perbesaran paling tinggi, dapat memperbesar
benda sampai 500.000 kali.. Mikroskop ini menggunakan elektron sebagai ganti
cahaya pada mikroskop cahaya.
Mikroskop Kamera
Mikroskop kamera merupakan inovasi
baru pengamatan preparat. Sistem ini memungkinkan kemudahan dan kenyamanan
pengamatan data mikroskop, terutama untuk pengamatan yang melibatkan banyak
pengamat dalam waktu bersamaan. Inovasi baru dalam sistem ini terutama dalam hal
penampilan, dan penyimpanan data dalam bentuk data elektronik. Sehingga
visualisasi pengamatan preparat mikroskop dapat ditampilkan melalui layar
televisi, LCD/ DLP proyektor, atau komputer dan dapat disimpan sebagai gambar
atau movie.
Struktur Mikroskop beserta komponennya:
Komponen-komponen
mikroskop terdiri dari:
- Lensa okuler: Merupakan bagian yang dekat dengan
mata pengamat saat mengamati objek. Lensa okuler terpasang pada tabung
atas mikroskop. Perbesaran pada lensa okuler ada tiga macam, yaitu 5x,
10x, dan 12,5x.
- Tabung mikroskop: Merupakan penghubung lensa
okuler dan lensa objektif. Tabung terpasang pada bagian bergerigi yang
melekat pada pegangan mikroskop sebelah atas. Melalui bagian yang
bergerigi, tabugn dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
- Makrometer (sekrup pengarah kasar): Merupakan
komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas dan ke bawah dengan pergeseran
besar.
- Mikrometer (sekrup pengarah halus): Merupakan
komponen untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan pergeseran
halus.
- Revolver: Merupakan pemutar lensa untuk
menempatkan lensa objektif yang dikehendaki
- Lensa objektif: Merupakan komponen yang langsung
berhubungan dengan objek atau specimen. Lensa objektif terpasang pada
bagian bawah revolver.
Perbesaran pada lensa objektif bervariasi, bergantung pada banyaknya lensa
objektif pada mikroskop. Misalnya, ada perbesaran lensa objektif 10x dan
40x (mikroskop dengan dua lensa objektif); 4x, 10x, dan 40x (mikroskop
dengan tiga lensa objektif); dan 4x, 10x, 45x, dan 400x (mikroskop dengan
empat lensa objektif).
- Panggung mikroskop: Merupakan meja preparat atau
tempat sediaan obek/specimen.
Pada bagian tengah panggung mikroskop terdapat lubang untuk jalan masuk
cahaya ke mata pengamat.
Panggung digunakan untuk meletakkan sediaan objek atau specimen. Pada
panggung terdapat dua penjepit untuk menjepit object glass. Pada beberapa
mikroskop lain, panggung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
- Diafragma: Merupakan komponen untuk mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lubang pada panggung
mikroskop. Diafragma ini terpasang pada bagian bawah panggung mikroskop.
- Kondensor: Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya
pada objek atau specimen. Alat ini terdapat di bawah panggung.
- Lengan mikroskop: Merupakan bagian yang dapat
dipegang waktu mengangkat mikroskop atau menggeser mikroskop.
- Cermin reflektor: Digunakan untuk menangkap cahaya
yang masuk melalui lubang pada panggung mikroskop, yakni dengan cara
mengubah-ubah letaknya. Cermin ini memiliki permukaan datar dan permukaan
cekung. Permukaan datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang dan
permukaan cekung digunakan jika cahaya kurang terang.
- Kaki mikroskop: Merupakan tempat mikroskop
bertumpu. Kebanyakan kaki mikroskop berbentuk seperti tapal kuda.
Mempersiapkan Mikroskop
- Mikroskop diambil dari tempat penyimpanan mikroskop
dengan menggunakan kedua tangan saat mengambil dan membawa mikroskop ke
meja. Satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan lain memegang kaki
mikroskop.
- Mikroskop ditempatkan di meja dengan kedudukan datar
dan dihadapkan kearah cahaya.
- Sekrup pemutar besar diputar hingga tabung mikroskop
turun sampai ke batas bawah.
- Revolver diputar sehingga lensa objektif dengan
pembesaran lemah (misal 10x) tepat pada posisinya atau tepat berada di
atas lubang panggung.
- Diafragma dibuka secara penuh. Kedudukan cermin diatur
agar cahaya yang masuk terpantul melalui lubang pada panggung sehingga
melalui lensa okuler akan tampak lingkaran cahaya yang terangnya merata.
Lingkaran cahaya tersebut dikenal sebagai bidang pandang.
Cara Penggunaan Mikroskop
- Jarak mata-okuler: Untuk mencegah kelelahan mata,
diperlukan penjagaan jarak antara mata dan okuler. Untuk menentukan jarak
ini, mata mendekati okuler dari suatu jarak maksimum sekitar 1 cm. Jarak
optimum dicapai pada saat medan pandang tampak sebesar-besarnya dan
setajam-tajamnya. Selain itu, mata yang sebelah lagi harus tetap terbuka.
- Pengamatan dimulai dengan menggunakan lensa objektif
dengan pembesaran lemah (misal 10x).
- Sambil mengamati melalui lensa okuler, sekrup pemutar
kasar diputar secara perlahan agar tabung mikroskop naik. Pada saat
demikian, gambar dapat teramati meskipun belum begitu jelas. Untuk
memperoleh gambar
yang lebih jelas, sekrup pemutar halus diputar sehingga dapat diamati
gambar yang lebih jelas dan lebih fokus.
- Setelah mengamati gambar dengan menggunakan lensa
objektif dengan pembesaran lemah (10x), objek yang sama coba diamati
dengan menggunakan lensa dengan pembesaran yang lebih kuat (missal 40x)
dengan cara memutar revolver sehingga lensa objektif 40x tepat mengarah ke
lubang pada panggung.
- Hal yang perlu diingat: selama pengamatan dengan
pembesaran kuat tidak boleh mempergunakan sekrup pemutar kasar, untuk
mendapatkan gambar yang baik
(fokus) cukup digunakan sekrup pemutar halus.
Perawatan Mikroskop
- Memegang mikroskop dengan kedua tangan ketika
mengangkatnya.
- Memulai pengamatan dengan pembesaran lemah sebelum
menggunakan pembesaran kuat.
- Tidak memutar tombol dengan kasar.
- Menghilangkan kotoran pada lensa mikroskop:
- Seringkali gambar mikroskop tetap kabur meski telah diusahakan
penyetelan fokus
halus. Ini seringkali disebabkan lensa depan objektif yang kotor dan/atau
lensa okuler. Untuk memastikan pada bagian mana lensa kotor, pertama-tama
lensa okuler diputar, dan kemudian, bila perlu, lensa objektif diputar
sambil mengamati cuplikan untuk menentukan kapan lapisan kotoran yang
kabur bergerak. Kemudian lensa yang kotor dibersihkan dengan kertas transerat
atau kertas lensa. Kondensor yang kotor pun dapat mengaburkan gambar.
- Ketika membersihkan lensa depan objektif, harus diingat
bahwa lensa terpasang pada perekat yang dapat melarut dalam pelarut organik. Oleh karena itu, lebih baik
jika digunakan air suling untuk menghilangkan kotoran; jika tidak bisa,
digunakan pelarut organik yang mudah menguap sedikit mungkin, misalnya
benzene atau eter minyak bumi.
- Memastikan mikroskop dalam keadaan kering, sebelum dan
sesudah digunakan.
Menghitung Perbesaran
Gambar
Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah mikroskop memiliki dua macam lensa, yaitu
lensa okuler dan lensa objektif. Kedua lensa tersebut memiliki ukuran pembesaran tertentu.
Pembesaran total untuk panjang tabung yang digunakan diperoleh dari pembesaran
pada objektif dikalikan dengan pembesaran yang tertera pada okuler.
perbesaran objektif x perbesaran okuler = perbesaran total
10 x 8 = 80 x
10 x 12,5 = 125 x
40 x 8 = 320 x
40 x 12,5 = 500 x
Perbesaran total 80-125x (perbesaran
rendah) dan 320-500x (perbesaran tinggi) yang diberikan pada contoh sudah cukup
untuk memenuhi persyaratan normal. Perbesaran rendah (3,5 x 8 atau 3,5 x 12,5,
yaitu perbesaran total 30-40x) dapat memperlihatkan tampak umum dari suatu
cuplikan dan biasanya digunakan untuk pengamatan pertama pada seluruh cuplikan.
Preparasi Sample
- Setetes air ditempatkan pada objek glass.
- Objek/spesimen diletakkan pada air tersebut.
- Cover glass ditempatkan pada bagian atasnya denga cara
miring dan turunkan secara perlahan serta diusahakan agar tidak terbentuk
gelembung udara. Pembentukkan gelembung udara dapat menyebabkan kualitas
gambar menjadi kurang bagus atau tidak jelas.
- Air harus mengisi ruang antara objek glass dan cover glass; jika
air tersebar ke bagian lain dari objek glass, kelebihan ini harus
dikeringkan (misal dengan tisu) dengan hati-hati.
- Jika objek sudah terdapat dalam bentuk suspense cairan,
tetesan suspense dapat digunakan tanpa harus meneteskan air terlebih
dahulu pada permukaan objek glass.
Prosedur Kerja Mikroskop
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat dihapan.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel. Jangan
sekali-kali menggosok lensa dengan kain.
c. Membuka kotak peralatan, keluarkan cawan petri yang
berisi kaca benda dan kaca penutup.
Membersihkan kain benda dengan kain katun atau kertas
saring.
d. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan
dengan isinya, buku penuntun dan catatan,
bahan-bahan untuk praktikum. Menyingkirkan yang lainnya pada
tempat lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam
Tubus
2.1. Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah
datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan) kemudian mengarahkan cermin
mikroskop ke sumber cahaya tersebut dan membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop
yang memiliki kondensor mendekati meja sediaan dan
menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
2.2. Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling
pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan
meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa
memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih (medan pandang). Jika terangnya
tidak merata, maka kita menggerakkan sedikit cermin sampai terangnya rata. Kalau terlalu silau,
kita mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang
cahaya yang masuk, maka kita membuka
diafragma, pasang lubang lebih besar pada lempeng.
2.5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1. Memutar pengatur kasar atu makrometer ke arah empu jari,
tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, kemudian sebaliknya. Apa yang terjadi?
Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan bergerak naik
turun apabila memutar makrometer dan mikrometer.
3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas
meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah
lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3. Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10
mm. Jika jarak itu longgar, maka kita memutar makrometer untuk menurunkan tubus sambil melihat
dari samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
3.4. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar
makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan, kalau tubus
telah terangkat setengah putaran makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan,
maka kita mengulangi langkah 3.3 kembali, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka
kita meneropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau
batasan-batasannya.
3.5. Memeriksa perbesaran lansa okuler dan objektif dan
perbesaran bayangan tersebut.
3.6. Mengeluarkan preparat yang telah diamati.
4. Membuat Preparat Sederhana
4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian
dipegang serata mungkin.
4.2. Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di
tengah-tengah.
4.3. Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan pinset dan
meletakkannya di tengah tetesan air. Menggunakan silet untuk mengambil bagian epidermisnya, dan mengirisnya
setipis mungkin. Kita mengirisnya setipis mungkin setelah
itu meletakkannya di preparat.
4.4. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara ibu jari dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir yang berlawanan.
4.5. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda
dekat tetesan air dengan kemiringan 45º kemudian
dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang
merembes di tepi
kaca dengan kertas saring.
4.6. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan
mengamati seperti langkah 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5.
5. Mengganti Perbesaran
5.1. Apabila pengamatan sudah berhasil, 3.4 dan 3.5,
bayangan yang nampak akan dibesarkan lagi dan jangan menyentuh posisi preparat atau tubus.
5.2. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang
lebih panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik (periksa perbesaran)
5.3. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul
bayangan yang lebih besar dari bayangan
yang diamati.
5.4. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar, kita
menaikkan tubus dengan memutar makrometer
berlawanan arah empu jari, memutar revolver kembali untuk menempatkan posisi
lensa objektif lemah (pendek) pada posisi
semula tanpa mengubah posisi preparat kemudian mengulang lagi langkah 3.3, 3.4, 3.5 lanjut ke 5.1,
5.2, 5.3, sampai berhasil.
5.5. Menaikkan tubus apabila akan mengamati bahan lain dan
mengeluarkan preparat yang sudah diamati kemudian membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
5.6. Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai
4.6.
5.7. Pada akhir kegiatan yang
menggunakan mikroskop,
perhatikan hal-hal berikut :
i. Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan
tetapi kita harus mengeluarkannya.
ii. Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau
lap katun (kaca benda + kaca penutup) kemudian menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke
dalam kotak perlengkapan.
iii. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel,
menurunkan tubus serendah mungkin.
iv. Menyimpan mikroskop ke dalam kotak mikroskop.
v. Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan
lap katun dan disimpan dalam kotaknya.
vi. Menyimpan sendiri peralatan yang telah dibawa untuk
kegiatan berikutnya.
vii. Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi di tempat
sampah yang tersedia.
- Dasar kerja
mikroskop
Obyek atau benda yang diamati
harus diletakkan di antara Fob dan 2Fob, sehingga lensa obyektif membentuk
bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif
merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup yang dapat
diatur/digeser-geser sehingga mata dapat mengamati dengan cara berakomodasi
atau tidak berakomodasi.
- 1. Pengamatan
dengan akomodasi maksimum
Untuk pengamatan dengan akomodasi maksimum,
maka bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler harus jatuh pada titik dekat mata
(PP).
Perhatikan gambar !
Perbesaran yang diperoleh adalah merupakan perbesaran oleh lensa obyektif
dan lensa okuler yaitu:
M =
Moby x Mok
M
= (Si/So)
x (PP/f okuler + 1)
- 2. Pengamatan
dengan mata tidak berakomodasi
Untuk pengamatan dengan mata
tidak berakomodasi, maka bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler harus berada
pada titik jauh mata. Perhatikan gambar !
Perbesaran yang diperoleh adalah merupakan perbesaran oleh lensa obyektif
dan lensa okuler yaitu:
M
= Moby x
Mok
M
= (Si/So)
x (PP/f okuler)
- Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop adalah jarak lensa obyektif terhadap lensa okuler
dirumuskan dalam bentuk :
Untuk mata berakomodasi
d
= Si (ob) +
So (ok)
Keterangan :
d
= Panjang Mikroskop
Si (ob) = Jarak
Bayangan Lensa Obyektif
So (ok) = Jarak Benda
Lensa Okuler
Untuk mata tidak berakomodasi
d =
Si (ob) +
f (ok)
Keterangan :
d
= Panjang Mikroskop
Si (ob) =
Jarak Bayangan Lensa Obyektif
f (ok) =
Jarak Fokus Lensa Okuler
Pembahasan
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati
benda-benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih
dari pada wujud sebenarnya dan mikroskop
membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata
telanjang.
Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah
rusak, berupa lensa-lensa dan cermin.
Makanya kita harus menghindarkan perlakuan yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut.
Mikroskop mempunyai komponen-komponen pendukung seperti :
1. Kaki mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan
dengan sumbu inklinasi.
3. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana
diangkat.
4. Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
5. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau
menurunkan kondensor.
6. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari
cermin masuk ke lubang
meja sediaan.
7. Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur
banyaknya cahaya yang
termasuk ke kondensor.
8. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
9. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek
glass).
10. Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada
meja.
11. Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja
sediaan tempat lewatnya
cahaya dari kondensor
masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
12. Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas
atau ke bawah secara
kasar.
13. Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas
atau ke bawah secara
halus.
14. Tubus atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat
lensa okuler.
15. Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya
lensa objektif
berbagai ukuran.
16. Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap
tegak lurus pada meja
sediaan, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
17. Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat,menerima
bayangan dari objektif.
Bab v
Kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan Isi,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mikroskop merupakan alat bantu
untuk melihat sesuatu yang berukuran sangat kecil (benda renik),
2. Mahasiswa mampu mengenali dan
mengetahui bagian-bagian mikroskop biologi dan fungsinya. Masing-masing, serta mampu dan
terampil menggunakan mikroskop biologi tersebut dengan cepat dan aman untuk
melihat sediaan sederhana,
3. Mikroskop memiliki komponen-komponen
dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin,
4. Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan
biologi,
5. Alat utama dalam mikroskop yang
digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif dan lensa okuler,
6. Mikroskop yang biasa digunakan dalam
laboratorium biologi adalah mikroskop monokuler,
7. Mikroskop juga memiliki kelemahan
yaitu daya pisah, bukan daya pembesaran. Daya pisah adalah kemampuan untuk
membedakan dua titik yang berdekatan sebagai titik yang jelas seta terpisah.
B. Saran
1. Laboratorium: Sebaiknya alat-alat yang disediakan
laboratorium diperhatikan,
sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik,
2. Asisten: Sebaiknya asisten tidak meninggalkan praktikan
saat percobaan
berlangsung,
3. Mahasiswa: Praktikum mikroskop ini harus diperhatikan
dengan baik karena
mikroskop sangat penting dalam kegiatan biologi.
Daftar pustaka
(diakses pada tanggal 8 Desember 2012 )
(diakses pada tanggal 8 Desember 2012 )
(diakses pada tanggal 8 Desember 2012 )
(diakses pada tanggal 8 Desember 2012 )
http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop.
(diakses pada tanggal 8 Desember 2012 )
Abercombie,
M. I993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi
Kelima Jilid I. Jakarata: Erlangga.
Goldsten, Philip. 2004. Ilmu
Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
Kusnada. Dkk. 2003. Mikrobiologi.
Bandung: Jica.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun
Praktikulum Biologi Dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
W. Lay. 1992. Mikro biologi. Bogor:
CV. Raja Wali
BY POST : AMANDA YULIANA | F1A 012 054 | KEHUTANAN UNLAM